Label

Kamis, 14 April 2011

Tentang Pelayan Masyarakat

Pikiran saya sering jalan ke mana-mana kalau sedang berjalan malam sendirian. Jika saya bilang berjalan, maka itu adalah benar berjalan dengan kaki. Mengapa harus berjalan kaki? Sebagai mahasiswa yang lebih suka menggembel, itu adalah kebiasaan menyehatkan dan bebas polusi sehingga andil saya terhadap pemanasan global dapat dikurangi. Oleh sebab itu, saya suka kemana-mana berjalan kaki asal bukan balik ke Solok dari Jakarta berjalan kaki. Bukan apa-apa, hanya saja itu akan memakan waktu yang sangat lama apabila dibandingkan dengan liburan saya yang singkat. Maka kalau pulang ke Solok dari Jakarta saya akan lebih memilih naik pesawat atau bus. Sementara kalau ke Bintaro Plaza saya akan lebih memilih berjalan kaki. Bukan karena pelit, ini karena.. sudahlah, anda baca saja sendiri alasan saya di atas tadi, saya malas mengulangi, sorry.
Kembali ke topik. Jadi, malam itu saat sedang jalan menuju kos-kosan saya, pikiran saya melayang kepada rencana karir saya di masa depan. Sebagai salah satu mahasiswa sebuah perguruan tinggi kedinasan, sudah pasti setamat dari sini saya akan bekerja pada kementerian yang bersangkutan. Bersangkutan dengan apa? Dengan perguruan tinggi kedinasan tadi tentunya. Lalu saya ingat, bahwa status saya nanti adalah pegawai negeri sipil bila saya bekerja pada kementerian tersebut. Bukan status facebook saya yang pegawai negeri sipil, melainkan status pekerjaan saya yang ditulis di KTP. Hal ini disebabkan karena saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil di salah satu kementerian. Baiklah kalau anda memaksa tahu, saya sedang menempuh pendidikan di STAN dan ini insya Allah adalah semester terakhir saya, maka mohon doanya semoga semua lancar, ya. Terima kasih
Nah, yang mau saya bahas bukan gaji saya nanti saat bekerja karena rezeki, jodoh, umur dan ajal sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa semenjak kita dalam kandungan. Jadi saya tidak perlulah mencemaskan masalah gaji, yang nanti karena saya sudah bergaji, maka saya bisa beristri walau tetap tak bisa poligami. Yang mau saya bahas adalah tiba-tiba sekejap mata saya teringat bahwasanya padanan kata pegawai negeri sipil dalam Bahasa Inggris atau English adalah civil servant. Catat ini karena ini akan jadi sangat penting, civil servant. Inilah yang mau saya bahas.
Ada apa dengan civil servant? Civil artinya adalah masyarakat, sementara sikil adalah lutut. Servant berasal dari kata serve yang artinya melayani, yang ditambahi akhiran –ant yang berfungsi menjelaskan pelaku. Seperti kata merch yang artinya adalah berdagang dan bila ditambahi akhiran –ant menjadi merchant yang artinya adalah pedagang. Maka, kata serve yang ditambahi akhiran -ant sehingga menjadi servant memiliki arti pelayan. Jadi, apa arti dari civil servant secara etimologi? Tak lain tak bukan, tak tontong galamai jaguang, adalah PELAYAN MASYARAKAT.
Jika ditinjau dari hal tersebut, maka tugas dari seorang civil servant adalah melayani masyarakat. Tetapi kalau dilihat dari apa yang terjadi dewasa ini, hehehe (maaf, saya tidak bisa berhenti tertawa, tawa sinis tentunya dan anda pasti tahu sebabnya). Saya rasa tidak perlulah saya berpanjang lebar menjelaskan apa yang mestinya dilakukan karena saya ingat dulu Pak Bambang, dosen mata kuliah Etika Profesi PNS sudah menjelaskan itu semua. Bukan, saya bukan lupa materinya. Hanya malas menjelaskan di sini saja karena, toh yang tingkat tiga sudah dapat materinya dan yang tingkat satu atau dua juga akan dapat nanti di suatu masa dengan catatan belajar dengan rajin seperti, ehm, saya.
Oke, saya mengaku, saya memang lupa, hehehe (maaf Pak Bambang, hehe). Tetapi setidaknya saya tahu, bahwa nanti saat jadi PNS kita harus memberi pelayanan prima termasuk di dalamnya tidak korupsi apa saja (waktu, uang dan lainnya). Mengenai pelayanan prima, singkatnya berikan apa yang terbaik yang kita bisa berikan. Sementara mengenai korupsi, tidak perlulah saya jelaskan, kita semua sudah tahu. Oya, sekedar info, buat anda di luar sana yang masih mengira bahwa di kampus saya diajarkan korupsi, selamat, anda sudah ditipu mentah-mentah. Lain kali gosip jangan ditelan bulat-bulat, tetapi kunyah, cerna dan kira-kira kebenarannya dalam kepala, jangan dikeluarkan lewat pantat.
Maka sebagai seorang pelayan masyarakat sudah seyogyanya kita melayani dengan sebaik-baiknya atau bahasa kerennya, pelayanan prima. Kita dibayar untuk itu kan? Dan orang yang dibayar untuk pekerjaannya adalah seorang yang profesional. Wow! Saya, anda dan mereka adalah seorang profesional! Terdengar keren dan dewasa sekali. Omong-omong bagaimana kabar Yogya dan Sultannya?
Pusing? Sudah dulu, kemana arah bicara saya anda sudah tahu. Intinya adalah jadilah PNS yang bisa memberikan pelayanan yang memuaskan pihak yang dilayani (dalam hal ini masyarakat), sehingga kita tidak secara membabi buta memakan gaji buta karena hati kita dibutakan harta. Ada banyak hal yang lebih dari sekedar harta. Maka, semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang mau baca dan semoga nantinya saya dan teman-teman semua bisa menjadi PNS yang bermanfaat. Amin.

(Aduh, tulisan ini terasa serius sekali. Tak apalah, toh cuma sekali-kali)

Tidak ada komentar: